Monday, November 4, 2013

teori penulisan bahasa iklan

Nama          : Puteri Arindya A.
Kelas          : 1SA02
Tugas         : Informasi Tentang Penulisan Bahasa Iklan



Teori Penulisan Bahasa Iklan

Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. 

Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau took yang dijalankan dengan konpensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk dan menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. 
Iklan yang memiliki daya tarik termasuk iklan yang berguna untuk memancing tanggapan (respons) dari konsumen. Supaya berdaya tarik maka materi iklan diterjemahkan dalam eksekusi iklan. Dalam hal ini, kategori yang dipakai rasional dan emosional, atau kombinasi keduanya.

Sebuah produk atau jasa wajib memposisikan diri untuk menempatkan citra produk atau jasa ke dalam benak konsumen. Untuk itu, hal-hal spesifik yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain, atribut, harga, kualitas, penggunaan, persepsi pemakai, dan kategori produk. Yang tak kalah pentingnya adalah mencari dan menempatkan posisi khusus dalam pikiran konsumen. 
Bahasa dalam iklan dituntut untuk mampu menggugah, manarik, mengidentifikasi, manggalang kebersamaan, dan mengkomunikasikan pesan dengan koperatif kepada khalayak (Stan Rapp & Tom Collins, 1995: 152). Dengan demikian, struktur kata dalam penulisan iklan adalah:
1.      Menggugah: mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan perhatian.
2.      Informatif: kata-katanya harus jelas, besahabat, komunikatif, dan tidak bertele-tele apalagi sampai mengabaikan durasi penayangan.
3.      Persuasif: rangkaian kalimatnya membuat target audience senang, nyaman, dan tentram.

Untuk menyampaikan gagasan pikiran tersebut dalam suatu bahasa, seorang penulis iklan harus mengetahui aturan-bahasa tersebut, seperti tata bahasa, kaidah-kaidahnya, idiom-idiomnya, nuansa atau konotasi sebuah kata, dan sebagainya. Syarat ini adalah syarat yang mutlak.
Gaya bahasa dan jenis kata dalam iklan yang dibuat untuk surat kabar tentu berbeda dengan iklan yang dibuat untuk ditayangkan di radio atau televisi. Sebab surat kabarmemeningkan mata dan dapat diamati orang dengan lama. Semenrata radio mementingkan telinga dan televise memeningkan mata dan telinga. Kedua yang terakhir ini bersifat sekelebat.
Selain itu, bahasa yang dipakai dalam pembuatan iklan harus mampu mengarahkan target audience untuk membeli, menggunakan, atau beralih ke produk jasa yang diiklankan. Tentu saja, perlu juga diperhatikan apakah produk yang diiklankan baru ataukah sudah lama. Gaya dan jenis bahasa yang dipakai pun harus sesuai dengan target audience.
Dalam kaitan dengan kebahasaan, ternyata ada dua jenis bahasa yang harus dibedakan. Kedua jenis bahasa itu berkaitan dengan bahasa normatif dan bahasa deskriptif. Kedua jenis bahasa ini ternyata juga memiliki serbaneka laras bahasa komunikasi. Oleh karena itu, serbaneka laras bahasa komunikasi perlu mendapat perhatian, seperti laras jurnalistik, laras SMS (surat-menyurat singkat, seperti EGP: emang gue pikirin, KDL: kesian deh lo, BKT: bau ketek, dan !@*?(^^|$: bingung), laras iklan (aku dan kau suka dancow), laras prokem dan gaul (nyokap, bokap, dugem). 

Di samping laras bahasa yang wajib mendapat perhatian, ada pedoman kebahasaan yang digunakan untuk bahasa iklan, seperti:

1. Mudah untuk dipahami konsumen; 
2. Sederhana bahasanya dan jernih pengutaraannya; 
3. Tanpa kalimat majemuk; 
4. Kalimatnya aktif, bukan kalimat pasif; 
5. Bahasanya padat dan kuat;
6. Bahasanya positif, bukan bahasa negatif;

Untuk menulis naskah dengan menggunakan bahasa Indonesia, mereka harus menguasai EYD. Agar maknanya dapat ditangkap oleh target audience. Bahasa harus mengandung makna ketika kita ungkapkan pada orang lain, agar mereka memahami apa yang kita ungkapkan tersebut. Bahasa yang informatif, menerangkan 5W+1H secara jelas dan singkat sesuai dengan hal yang akan di-iklankan nanti. 
Pada umumnya bahasa iklan memiliki prinsip sebagai berikut :
1.      Iklan berisi pernyataan yang jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. 
2.      Iklan berisi pernyataan yang jauh dari unsur menyinggung perasaan dan merendahkan martabat negara,agama, susila, adat, budaya, suku dan golongan.
3.      Iklan berisi pernyataan yang menjiwai asas persaingan yang sehat. 







TEORI BAHASA IKLAN

Iklan adalah bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk membujuk penonton (pemirsa, pembaca atau pendengar) untuk membeli atau mengambil beberapa tindakan atas produk, ide, atau layanan. Ini mencakup nama produk atau layanan dan bagaimana produk atau layanan dapat menguntungkan konsumen, untuk membujuk target pasar untuk membeli atau mengkonsumsi yang tertentu merek . Pesan-pesan ini biasanya dibayar oleh sponsor dan dilihat melalui berbagai media. Iklan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan ide untuk sejumlah besar orang dalam upaya untuk meyakinkan mereka untuk mengambil tindakan tertentu.

Pengiklan Komersial seringkali mencari untuk menghasilkan peningkatan konsumsi dari mereka produk atau jasa melalui branding, yang melibatkan pengulangan atau nama produk gambar dalam upaya untuk kualitas terkait mengasosiasikan dengan merek di benak konsumen . Pengiklan rokok yang menghabiskan uang untuk mengiklankan barang-barang lainnya dari produk konsumen atau jasa termasuk partai politik, kelompok kepentingan, organisasi keagamaan dan lembaga pemerintah. Nirlaba organisasi dapat mengandalkan mode bebas dari persuasi, seperti pengumuman layanan publik.

Iklan modern dikembangkan dengan kenaikan produksi massal pada abad ke-20 ke-19 awal dan akhir. Media massa dapat didefinisikan sebagai setiap media dimaksudkan untuk mencapai jumlah massa rakyat. Berbagai jenis media dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan ini, termasuk media tradisional seperti koran, majalah, televisi, radio, atau langsung email outdoor, atau media baru seperti website dan pesan teks. 

Maka dari itu, untuk menarik para konsumen, iklan harus memperhatikan enam unsur yang ada pada konsumen, yaitu:
1.      Kesadaran
2.      Knowledge/pengetahuan
3.      Liking/kesukaan
4.      Preference/preferensi
5.      Conviction/keyakinan
6.      Purchase/pembelian

Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
Kepandaian wartawan menggunakan kata (diksi) dan memainkan konotasi ketika menyususn kalimat, sangat mempengaruhi jelas-tidaknya pesan yang disampaikan. Hukum DM (diterangkan dan menerangkan) atau lebih luas adalah “bagian yang dijelaskan” dan “bagian yang menjelaskan” harus diatur dengan cermat letaknya. Dengan menggunakan kalimat yang tersusun sesuai ragam jurnalistik, wartawan bisa menuntun pembaca memahami berita setepat dan seakurat mungkin seperti pesan yang dikehendakinya.
Dengan kata lain, seorang wartawan dituntut terampil menyampaikan berita sebagai alat untuk menarik perhatian pembaca terhadap suatu peristiwa yang dia lihat memiliki nilai berita. Di samping itu AS Haris Sumadiria mencatat berdasarkan fungsi bahasa secara umum, bahasa jurnalistik berfungsi sebagai:
1.      Alat untuk menyatakan ekspresi diri;
2.      Alat komunikasi;
3.      Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial; serta
4.      Alat untuk melaksanakan kontrol sosial (Sumadiria, 2006:8)

Penggunaan bahasa dalam iklan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Dengan demikian, pembuat semenarik mungkin sehingga tujuan atau fungsi persuasif dapat dicapai.sehingga struktur kata dalam iklan harus:
1.      Menggugah: mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan         perhatian.
2.      Informatif: kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif. Tidak bertele-tele apalagi sampai mengabaikan durasi penayangan.
3.      Persuasif: rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, tentram, menghibur.
4.      Bertenaga gerak: komposisi kata-katanya menghargai waktu selama masa penawaran/masa promosi berlangsung.

Untuk menyampaikan gagasan pikiran dalam suatu bahasa seorang penulis iklan harus mengetahui aturan-aturan bahasa tersebut, seperti tata bahasa, kaidah-kaidahnya, idiom-idiomnya, nuansa atau konotasi sebuah kata, dan sebagainya. Syarat ini adalah syarat yang mutlak.







Teori Penulisan Bahasa Iklan Menurut Saya:

Iklan merupakan suatu alat yang penting untuk mempromosikan atau memperkenalkan suatu barang/produk dan jasa dari para produsen kepada para konsumen, para produsen akan mencari cara untuk menarik, membujuk, dan mengajak para konsumen untuk membeli produk mereka.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat iklan, seperti:
1.      Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang komunikatif dan informatif  yang dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak umum;
2.      Iklan harus bersifat persuasif dan menarik;
3.      Iklan menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan tidak bertele-tele;
4.      Tidak memakan durasi waktu yang banyak.

Selain menarik, iklan juga harus mengandung enam unsur yang ada pada konsumen, yaitu:
1.      Kesadaran
2.      Knowledge/pengetahuan
3.      Liking/kesukaan
4.      Preference/preferensi
5.      Conviction/keyakinan
6.      Purchase/pembelian